Selasa, 31 Januari 2012

Metode Ilmiah


Metode Ilmiah

            Merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena permasalahan yang terjadi.  Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen, jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.

Unsur Metode Ilmiah:
1.    Karakterisasi (Pengamatan dan Pengukuran)
Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan proses penentuan (definisi) dan pengamatan, pengamatan yang dimaksud seringkali memerlukan pengukuran dan/atau perhitungan yang cermat. Proses pengukuran dapat dilakukan dalam suatu tempat yang terkontrol.

2.    Prediksi dari Hipotesis
Hipotesis yang berguna akan memungkinkan prediksi berdasarkan deduksi. Prediksi tersebut mungkin meramalkan hasil suatu eksperimen dalam laboratorium atau pengamatan suatu fenomena di alam. Prediksi tersebut dapat pula bersifat statistik dan hanya berupa probabilitas. Hasil yang diramalkan oleh prediksi tersebut haruslah belum diketahui kebenarannya (apakah benar-benar akan terjadi atau tidak). Hanya dengan demikianlah maka terjadinya hasil tersebut menambah probabilitas bahwa hipotesis yang dibuat sebelumnya adalah benar. Jika hasil yang diramalkan sudah diketahui, hal itu disebut konsekuensi dan seharusnya sudah diperhitungkan saat membuat hipotesis. Jika prediksi tersebut tidak dapat diamati, hipotesis yang mendasari prediksi tersebut belumlah berguna bagi metode bersangkutan dan harus menunggu metode yang mungkin akan datang. Sebagai contoh, teknologi atau teori baru boleh jadi memungkinkan eksperimen untuk dapat dilakukan.

3.    Eksperimen
Setelah prediksi dibuat, hasilnya dapat diuji dengan eksperimen. Jika hasil eksperimen bertentangan dengan prediksi, maka hipotesis yang sedak diuji tidaklah benar atau tidak lengkap dan membutuhkan perbaikan atau bahkan perlu ditinggalkan. Jika hasil eksperimen sesuai dengan prediksi, maka hipotesis tersebut boleh jadi benar namun masih mungkin salah dan perlu diuji lebih lanjut. Hasil eksperimen tidak pernah dapat membenarkan suatu hipotesis, melainkan meningkatkan probabilitas kebenaran hipotesis tersebut. Hasil eksperimen secara mutlak bisa menyalahkan suatu hipotesis bila hasil eksperimen tersebut bertentangan dengan prediksi dari hipotesis. Bergantung pada prediksi yang dibuat.

Proses ilmiah merupakan suatu proses yang iteratif, yaitu berulang. Pada langkah yang manapun, seorang ilmuwan mungkin saja mengulangi langkah yang lebih awal karena pertimbangan tertentu. Ketidakberhasilan untuk membentuk hipotesis yang menarik dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan ulang subjek yang sedang dipelajari. Ketidakberhasilan suatu hipotesis dalam menghasilkan prediksi yang menarik dan teruji dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan kembali hipotesis tersebut atau definisi subjek penelitian. Ketidakberhasilan eksperimen dalam menghasilkan sesuatu yang menarik dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan ulang metode eksperimen tersebut, hipotesis yang mendasarinya, atau bahkan definisi subjek penelitian itu. Dapat pula ilmuwan lain memulai penelitian mereka sendiri dan memasuki proses tersebut pada tahap yang manapun. Mereka dapat mengadopsi karakterisasi yang telah dilakukan dan membentuk hipotesis mereka sendiri, atau mengadopsi hipotesis yang telah dibuat dan mendeduksikan prediksi mereka sendiri. Sering kali eksperimen dalam proses ilmiah tidak dilakukan oleh orang yang membuat prediksi, dan karakterisasi didasarkan pada eksperimen yang dilakukan oleh orang lain.

  • Kriteria Metode Ilmiah
Supaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah, maka metode tersebut harus mempunyai kriteria sebagai berikut:
  • Berdasarkan Fakta dan bebas dari prasangka
  • Menggunakan Prinsip Analisa
  • Menggunakan Hipotesa
  • Menggunakan Ukuran Obyektif
Adapun langkah-langkah dalam metode ilmiah adalah sebagai berikut.

1. Perumusan Masalah
Perumusan masalah adalah penjelasan mengenai apa yang akan kita teliti? Mengapa masalah itu perlu diteliti? Bagaimana masalah itu diteliti? Singkatnya: Apa? Mengapa? Bagaimana?
Berikut contoh beberapa permasalahan yang bisa diambil menjadi salah satu penelitian.
  • Apa penyebab terjadinya hama pada tanaman?
  • Mengapa tanaman akan mati jika tidak diberi pupuk, namun jika diberi pupuk akan tumbuh subur?
  • Bagaimana tanaman melakukan proses fotosintesis?
Setelah selesai melakukan perumusan masalah, buatlah tujuan dari penelitian, tujuan penelitian adalah hasil yang diinginkan dari penelitian.


2. Perumusan Hipotesis
Rumusan masalah diperoleh melalui pengamatan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan hipotesis. Hipotesis adalah jawaban sementara atau dugaan terhadap masalah yang akan diteliti. Walaupun bersifat dugaan, hipotesis harus rasional. Hipotesis bisa didapatkan dengan melakukan uji coba.


3. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian adalah rancangan yang berisi tentang rencana atau hal-hal yang harus dilakukan sebelum, selama, dan setelah penelitian. Jenis penelitian bisa berupa:
  • Deskriptif, yaitu penelitian yang memberikan gambaran yang sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat yang objektif mengenai masalah yang diangkat dalam penelitian.
  • Eksperimental, yaitu penelitian yang menggunakan kelompok pembanding. Kelompok pembanding disebut juga kelompok control, kelompok control ini yang nantinya akan menjadi pembanding kelompok percobaan.
Dalam rancangan penelitian terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan peneliti, yaitu:

a. Variabel penelitian
Variabel dalah faktor yang mempengaruhi hasil penelitian. Variabel memiliki beberapa jenis, di antaranya:
  • Variabrel Bebas, adalah variable yang tidak terikat, yang sengaja menerima perlakuan atau sengaja dirubah dan dapat mengalami perubahan dengan pola teratur.
  • Variabel Terikat, adalah variable yang mengalami perubahan dengan pola yang teratur. Variabel terikat dipengaruhi oleh variable bebas.
  • Variabel Kontrol, adalah variabel yang digunakan sebagai pembanding dan tidak mengalami perlakuan atau tidak diubah selama penelitian
b. Populasi
Populasi adalah kumpulan objek penelitian. Objek penelitian dapat berupa orang, organisasi, kelompok, lembaga, buku, kata-kata, surat kabar dan lain-lain.

4. Pelaksanaan Penelitian
Memasuki tahap pelaksanaan penelitian perlu melakukan persiapan yang dapat diwujudkan dengan membuat rancangan penelitian. yang harus dipersiapkan dalam tahapan ini, diantaranya alat, bahan, tempat, waktu, dan teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data di antaranya adalah:

a. Pencatatan
Dalam pelaksanaan pengambilan data, hasil penelitian dicatat sebagai data. Data bisa diperoleh dengan dua cara; Data kualitatif; adalah data yang diperoleh dari pengamatan data Kuantitatif, adalah data yang diperoleh dari pengukuran sehingga dapat diperoleh angka-angka.

b. Pengolahan data
Data yang sudah tercatat, bisa diolah dalam bentuk tabel, bagan, grafik. Pengolahan data menjadi tabel, bagan dan grafik dapat memudahkan peneliti dan orang lain dalam membaca dan memahami penelitian.

c. Menarik kesimpulan
Setelah pengolahan data selesai maka kita dapat mengetahui hipotesis yang dibuat, apakah sesuai atau tidak. Baru kemudian menarik kesimpulan, dan dapat diketahui apakah kesimpulan yang sudah dihasilkan tersebut dapat mendukung hipotesis atau bertolak belakang dengan hipotesis.

5. Laporan Penelitian
Setelah langkah dalam metode penelitian sudah selesai maka hasil penelitian harus disusun dalam bentuk laporan penelitian dengan baik dan sistematis. Sistematika laporan penelitian disusun seperti berikut.:
  • Pendahuluan atau latar belakang masalah
  • Kajian pustaka
  • Metode penelitian
  • Hasil dan pembatasan penelitian
  • Kesimpulan dan saran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar